ULASAN PEKERJAAN MEP

Sertifikasi Produk (SNI/SPM)
Redaksi, by Dwi Cahaya

Sertifikasi produk merupakan salah satu lingkup bisnis PLN JASER yang lebih dikenal sebagai kegiatan Sistem Pengawasan Mutu (SPM). Kegiatan ini telah dilakukan sejak tahun 1975 pada saat lembaga ini berstatus sebagai Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan (PPMK). Sistem Pengawasan Mutu dimaksudkan untuk menjaga agar peralatan listrik yang diproduksi/dijual kepada PLN adalah peralatan listrik yang sudah memenuhi persyaratan teknis sebagai sertifikasi pihak kedua sehingga keselamatan umum dapat terjamin.

Logo <> LMK<> tercetak pada produk-produk peralatan listrik yang telah diawasi mutunya oleh PLN JASER dan telah memenuhi persyaratan serta spesifikasi teknis tertentu menurut standar yang berlaku. Selain itu PLN Jaser juga menerbitkan tanda Standar Nasional Indonesia (SNI) pada produk : Kabel Listrik, Sakelar, Tusuk Kontak, Kotak Kontak dan MCB.

Produk-produk peralatan listrik yang telah tersertifikasi oleh PLN Jaser :
  • Kabel Listrik
  • Transformator Distribusi
  • Transformator Arus (CT) dan Transformator Tegangan (PT)
  • Kubikel
  • kWh Meter
  • Kotak APP
  • Pemutus Tenaga Mini
  • Konektor
  • Isolator
  • Tiang Beton Pratekan
  • Kabel Listrik SNI-LMK
  • Sakelar SNI-LMK
  • Tusuk Kontak SNI-LMK
  • Kotak Kontak & Kombinasi Kotak Kontak dan Sakelar SNI-LMK
  • MCB SNI-LMK
  • Dalam proses SPM, stardard yang dirujuk PLN Jaser adalah :
  • Standar PT PLN (Persero) (SPLN)
  • Standard Nasional Indonesia
  • Standard Internasional Electrotechnical Commission (IEC) dan Standar Nasional Negara Lainnya Sesuai Kebutuhan.
  • Kewajiban Pemegang Sertifikat SPM dan Pemasangan Tanda Pengenal

    1. Pemegang Sertifikat bertanggung jawab, bahwa tanda pengenal yang dikeluarkan PLN JASER hanya dipasang pada Material Listrik hasil produksi sesuai dengan yang tersebut dalam Sertifikat SPM yang dimiliki.

    2. Pemegang sertifikat SPM wajib melakukan pengendalian mutu menurut cara-cara teknik yang baik sekurang-kurangnya terdiri dari :

      a. Pengujian contoh akan bahan baku maupun komponen atau cara-cara yang setaraf
      b. Pengujian rutin selama proses produksi dan terhadap setiap material listrik yang telah selesai diproduksi
      c. pengujian contoh, kelompok demi kelompok dengan mengambil contoh secara acak untuk menentukan boleh tidaknya pemasangan tanda pengenal yang dikeluarkan oleh PLN Jaser pada kelompok-kelompok tersebut

    3. Pemegang sertifikat SPM wajib membukukan catatan dengan baik hasil pemeriksaan dan pengujian

    4. Pemegang Sertifikat SPM wajib memasang tanda-tanda pengenal (kode) kelompok (batch) atas setiap material listrik yang memiliki tanda pengenal yang dikeluarkan oleh PLN Jaser

    5. Pemegang sertifikat SPM wajib memberitahukan tanda-tanda pengenal kelompok (batch) kepada PLN JASER apabila diminta

    6. Pemegang sertifikat SPM wajib memberitahukan secara tertulis kepada PLN JASER selambat-lambatnya 1 (satu) bulan apabila ada perubahan-perubahan yang terjadi

    7. Pemegang sertifikat SPM wajib memberikan laporan berkala satu kali dalam setahun kepada PLN JASER tentang pelaksanaan pengendalian mutu yang telah dilakukan, laporan dikirim selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum perpanjangan sertifikat SPM diberikan.

    Tangungjawab pemegang sertifikat

    Dengan diperolehnya sertifikat SPM dari PLN JASER, pemegang sertifikat SPM bertangungjawab atas produk, yang meliputi :
    1. Beredarnya meterial listrik yang tidak standar dan kerugian yang dapat ditimbulkan akibat dari produk yang tidak sesuai menjadi tangung jawab pemegang Sertifikat SPM
    2. Penarikan dan pemusnahan produk tidak standar yang terlanjur beredar, penarikan dan pemusnahan dilaporkan kepada PLN JASER untuk dipublikasikan
    3. Melakukan perbaikan atas produk yang tidak sesuai dengan uji jenis tetapi masih dalam batas standar.

    Panel LVMDP
    Redaksi, by Dwi Cahaya

    LVMDP Dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan nama PUTR atau Panel Utama Tegangan Rendah

    Merupakan induk kendali atau pusat kendali power dalam satu bangunan, baik bangunan tersebut berupa perkantoran, pergudangan, apartement, hotel, pabrik, ataupun tempat tinggal. Disebut pusat kendali power karena sebelum power / tenaga listrik didistribusikan pada setiap pemakaian, power akan diolah dan dikontrol dari induk power atau lebih dikenal dengan nama Panel ( LVMDP atau PUTR ). Sumber tenaga yang dipergunakan, biasanya dari PLN, Diesel/ Genset, atau keduanya dan dapat dipergunaka secara bergantian, bersamaan secara terpisah, atau bersamaan secara Parallel/menjadi satu, Pengendalian pada Pusat Kendali ini, bisa dioperasikan dengan cara Manual oleh Operator, atau Automatis dengan kontrol dari dalam panel itu sendiri, atau dengan Building Automatic System ( BAS ) yang kini banyak dipergunakan.

    Terletak dalam ruangan tersendiri dan terpisah dari ruang panel distribusi yang lain, berdiri sendiri atau menjadi satu dengan Trafo atau sumber power dari PLN, atau menjadi satu ruang dengan Genset. Berfungsi sebagai sumber power utama, panel ini akan mempermudah perdistri-busian power ke pemakaian-pemakaian melewati Panel Distribusi per bagian, mempermudah pengecheckan pemakaian daya secara keseluruhan, juga pengecheckan daya pada bagian-bagian yang didistribisikan, dan sebagai pengaman tingkat ahkir jika terjadi gangguan atau masalah pada panel-panel dalam pemakaian.

    Panel ini akan sangat mudah dibedakan dari panel-panel yang lain karena memang mempunyai nama dengan kata UTAMA ( MAINS ) dan mempunyai bentuk fisik yang lebih besar dari panel-panel yang lain. Akan tetapi yang paling mudah untuk dikenali adalah, bahwa sumber power yang masuk dalam panel ini adalah langsung dari penghasil power itu sendiri. Yaitu dari Trafo/PLN atau dari Genset dan bukan dari panel lain. Jadi yang disebut LVMDP atau PUTR, adalah panel yang mendapatkan sumber powernya langsung dari penghasil power itu sendiri. Baik dari Trafo PLN atau Genset yang bekerja sendiri, atau dari Genset yang kerja Parallel / Synchron atau dari 2 ( dua ) sumber tersebut, Kategori dan jenis panel ini sangat banyak, terutama jika dilihat dari nama dan fungsinya, antara lain :

    a. LVMDP / LVMDB / PUTR / MDP / MDB / Panel Utama

    Yang banyak dipergunakan dengan sistem yang hampir sama, yaitu bahwa panel ini terdiri dari 2 ( dua ) sumber power ( PLN & Genset ) dengan sistem bergantian, dengan maksud bahwa sumber power akan diprioritaskan dengan sumber dari PLN dan sumber dari Genset akan dipergunakan hanya jika sumber power dari PLN mengalami suatu masalah atau padam. Atau hanya dari satu sumber power saja, baik itu dari PLN ataupun dari Genset. Dalam panel ini tidak ada pengendalian terhadap Genset ataupun Trafo PLN. Tetapi hanya akan mendistribusikan power jika power telah siap untuk didistribusikan dan pengoperasian panel ini bisa hanya dengan sistem Manual saja atau Manual maupun Automatis.

    b. PANEL - ATS ( Auto Transfer Switch )

    Kalau dalam panel ini, sumber utamanya pasti dari 2 ( dua ) sumber, yaitu dari sumber power PLN dan dari power Genset. Dengan pemakaian sistem yang sama dengan panel LVMDP, akan tetapi dalam panel ini tidak ada pemakaian sistem pengendalian secara manual langsung. Atau semua komponent utama dalam panel ini, dapat ikendalikan secara AUTO. Dalam panel ini juga tidak ada pengendalian terhadap Genset ataupun Trafo PLN. Tetapi hanya akan mendistribusikan power jika power telah siap untuk didistribusikan.

    c. PANEL - ATS / AMF ( Auto Transfer Switch / Automatic Mains Failure )

    Dalam panel ini sama seperti pada item b, hanya saja panel ini dilengkapi dengan pengendalian terhadap power dari Genset. Artinya panel ini akan mengontrol kerja Genset ( start - running - stop ), sehingga pemakaian power dari genset dapat disetting sesuai dengan kebutuhan power yang diharapkan.

    d. PKG ( Panel Kontrol Genset ) /P - AMF ( Automatic Mains Failure )

    Dalam panel utama ini, sumber power yang dipergunakan hanya sumber power dari Genset saja. Dan panel utamanya menjadi satu dengan Panel Kontrol Genset. Dapat dioperasikan secara Manual ataupun Automatis.

    Sistem Instalasi Busduct
    Redaksi, by Dwi Cahaya

    1. Pengenalan tentang busduct

    Busduct adalah: Pengahantar listrk yang terdiri lempengan busbar yang terbuat dari Allumunium atau tembaga, yang tersusun tiap phasanya R,S,T,N ( 4 way)dan ground. Dimana antara phasa sudah di proteksi oleh isolator mika ,yang tahan pada temperatur 130 C ,tahan panas saat operasional busduct dengan arus maximum,Untuk perhitungan ground busduct = 1per 16inc terhadap busbar utamauntuk Netral(nol) 50% trhadap basbar utama.

    Keuntungan yang jelas sekali adalah dimensi busduct yang simple dan pemasangan yang sangat mudah,sistem knoukdown ( bongkarpasang), perlu diketahui untuk perhitungan busduct memakai satuan Inc dan Feet jadi harus di compere dulu ke milimeter sama seperti kabel , busduct juga dapat di pakai pada tegangan rendah,medium dan hight volt. Perbedaan nya adalah sbb:

      a. Busduct TR : Biasanya terintegreted jadi satu kesatuan dalam satu dimensi R,S,T.N.G dan di gunakan sebagai penyalur daya dari Traformer ke panel utama,dari panel Utama ke panel Distribusi,dari panel distribusi ke sub panel, dari genset ke panel control genset Bekerja pada tegangan 380-600 V arus hingga 6000A.
      b. Busduct Medium Voltage : Busduct ini type sandwitch dimana busbar tersusun pada satu box yang dimensinya cukup besar isolator antara phasa to phasa dengan roll isolator dan terpisah antara phasa to phasa 5-10 cm dari sytem sama saja bahkan sampai peasangannya pun sama seperti busduct TR,perbedaannya pada penyambungannya system solder / patrie / las alumunium. Bekerja pada tegangan 20.000V. Busduct jenis ini biasa di pakai pada pebangkit skala kecil dari trafo ke panel dan Trasformer tegangan tinggi ke transformer stepdown.150.000V ke 40.000V atau 20.000V
      c. Busduct Hight Volteg : Busduct jenis ini biasanya type segreted dimana phasa nya berdiri sendiri dari generator Pembangkit ke transformer steptdown bekerja pada tegangan 150.000V. Sistem penyambungannya menggunakan soldir / patri /las allumunium. Dimensinya sangat besar kira2 dia 100cm denan inti dia 50 cm.

    2. Pengunaan busduct

      a. Main Power, dari Trafo ke LVMDP / LVSMB
      b. Main Power, dari Genset ke Panel Kontrol Genset (CPG)
      c. Power, dari LVMDP ke Master Distribution Panel (MDP)
      d. Power, dari MDP ke Sub Distribution Panel (SDP)